Imam Bukhari rahimahullah menuturkan:
Abdullah bin Yusuf menuturkan kepada kami. Dia berkata: Malik mengabarkan kepada kami, dari Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya, dari ‘Aisyah Ummul Mukminin radhiyallahu’anha. Dia menceritakan bahwasanya al-Harits bin Hisyam radhiyallahu’anhu pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah wahyu datang kepadamu?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Terkadang ia datang kepadaku seperti bunyi gemerincing lonceng. Dan itu adalah yang paling berat bagiku. Kemudian keadaan itu terangkat dariku sementara aku telah bisa menghafal apa yang dikatakan olehnya. Dan terkadang malaikat datang kepadaku dalam bentuk seorang lelaki lalu dia berbicara kepadaku dan kemudian aku pun bisa menghafal apa yang telah dia katakan.” ‘Aisyah radhiyallahu’anha berkata, “Sungguh aku telah melihat tatkala wahyu turun kepada beliau pada suatu hari yang sangat dingin. Ketika wahyu itu selesai disampaikan kepadanya ternyata kening beliau telah basah dengan keringat.” (HR. Bukhari no. 2, diriwayatkan juga pada hadits no. 3215)
Faidah Hadits
- Wajib mengimani risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau adalah hamba yang telah dipilih oleh Allah untuk mengemban risalah-Nya dan membimbing umat manusia meniti jalan yang lurus yaitu agama Islam
- Peristiwa turunnya wahyu kepada beliau terjadi dalam bentuk yang bermacam-macam. Terkadang ia turun seperti bunyi gemerincing lonceng, dan ini adalah yang paling berat dirasakan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan terkadang wahyu itu dibawa oleh malaikat yang menemui beliau dalam bentuk seorang lelaki, sebagaimana dalam kisah hadits Jibril yang datang kepada beliau yang menjelma sebagai seorang lelaki yang berambut sangat hitam dan bajunya sangat putih dan dia bertanya tentang islam, iman, dan ihsan.
- Hadits ini menunjukkan bahwa al-Qur’an yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan wahyu dari Allah. Ia bukanlah hasil pemikiran atau karangan seseorang, ia juga bukan produk sebuah kebudayaan. al-Qur’an adalah kalam Allah dan bukan makhluk.